Pengalaman Masa SMP



 JANGAN SIA-SIAKAN TEMANMU!
 
              Assalamualaikum wr. wb.
            Hey! Perkenalkan nama saya Salman Alfarizi. Pada artikel kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman masa SMP. Persahabatan merupakan kunci utama yang harus ada didalam suatu kehidupan manusia. Tanpa rasa persahabatan didalam diri manusia, hidup bagaikan sup tanpa diberi garam begitu hambar dan tidak terasa di lidah. Didalam menjalin persahabatan, tentunya melewati beberapa banyaknya lika liku dan umumnya perasaan yang dilewati berupa perasaan bahagia, lucu, dan kadang juga sedih. Hal tersebut wajar terlihat ketika seseorang menjalin persahabatan dengan sahabatnya. Sama seperti kisah persahabatan saya ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kehidupan yang dilewati berupa pengalaman waktu mengikuti MOS, kegiatan yang dilakukan setelah MOS, kejadian yang tak terduga, dan masa akhir SMP. Tujuan dari menulis artikel ini adalah untuk menceritakan kembali cerita kehidupan persahabatanku pada saat masih duduk di bangku SMP.
            Saya merasa bahagia saat diterima di SMP swasta ternama di Yogyakarta. Semua cerita berawal dari SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kapas II. Selama mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) awalnya saya merasa canggung untuk berkenalan dengan teman-teman baru. Namun, lama kelamaan rasa canggung tersebut sedikit demi sedikit hilang karena kakak kelas menyuruh kita untuk maju dan memperkenalkan diri kita sehingga rasa percaya kita bertambah. Sebaliknya, datanglah perasaan bahagia karena bisa saling kenal dan memiliki banyak kawan. 
            Selain itu, kegiatan MOS sangatlah beragam. Ada yang menanam tumbuhan, membersihkan lingkungan sekolah, dan salah satunya berupa permainan dengan mengutamakan kerja kelompok. Saat itu, pembagian  kelompok dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdapat 5 orang dan dicampur antara laki-laki dan perempuan. Saya termasuk didalam kelompok 3. Tujuan dibentuknya kelompok ini agar kita lebih akrab dengan sesama. Permainannya cukup sederhana, kita hanya perlu menebak apa yang diperagakan kakak kelas bisa berupa binatang, profesi, dan sebagainya. Apabila salah satu kelompok mendapatkan nilai terbanyak maka dia pemenangnya dan berhak untuk mendapatkan hadiah. Sebaliknya, apabila salah satu kelompok mendapatkan nilai terendah maka dia yang kalah dan harus dihukum dengan bernyanyi dan berdansa di depan kelas. Setelah lama bermain dan berdiskusi, ternyata kelompok 2 yang memenangkan permainan. Mereka mendapatkan hadiah berupa makanan ringan. Sementara, untuk kelompok 1 karena kalah mereka harus bernyanyi dan berdansa di depan kelas. Kita semua tertawa terbahak-bahak saat mereka mulai beraksi di depan kelas diikuti dengan lagu dangdut yang menyertai mereka.
            Disamping itu, hari terakhir MOS dilakukan di lokasi Benteng Vredeburg. Alasan hari terakhir dilakukan di tempat bersejarah ini agar para siswa baru nantinya bisa menghormati sejarah-sejarah pada tempo dulu. Para panitia pelaksana MOS membagi seluruh siswa baru ke dalam beberapa kelompok yang nantinya akan digunakan untuk permainan. Kami mulai memperkenalkan diri masing-masing ke sesama anggota kelompok agar lebih akrab. Selain itu, kami diminta untuk membuat yel-yel kelompok. Lalu, dimulailah permainan yang disiapkan oleh panitia pelaksana MOS. Permainannya adalah kita harus bisa mencari para panitia MOS lainnya yang berada diseluruh lokasi tersembunyi Benteng Vredeburg dan meminta tanda tangan dari mereka tetapi untuk mendapatkannya kita harus bisa melewati tantangan yang diberikan oleh mereka, bisa berupa menyanyi, menari, dan menyorakkan yel-yel kelompok. Kita bersusah payah berusaha untuk mencari mereka. Sebaliknnya, kami tetap bahagia karena permainannya sangat seru.
            Momen bahagia lainnya adalah saat pembagian kelas. Dengan kata lain, ternyata teman-teman pada masa MOS bisa sekelas kembali. Apalagi jika bisa sekelas dengan perempuan yang dulu pernah saya kagumi. Kita menikmati hari-hari disekolah seperti tidak ada beban yang kita pikul karena dijalani secara bersama. Pernah suatu hari ketika Pak Badrun, guru Bahasa Arab sudah masuk kelas tetapi anak laki-laki yang bandel belum masuk kelas dan mereka bolos ke kantin. Saya termasuk siswa yang umumnya netral dimana sedikit bandel tetapi bisa diatur dan tetap taat peraturan sekolah. 
 
            Saat itu, Pak Badrun mengambil tas-tas mereka dan menyimpannya ke ruang BK. Setelah itu, mereka datang secara bergerombolan dan kaget karena tas-tas mereka sudah tidak ada di kursi. Lalu, Pak Badrun menyuruh mereka untuk maju dan menghukum mereka dengan menulis surat Adh-Dhuha sebanyak 3 kali. Mereka langsung mengerjakannya dan berharap agar tas mereka bisa kembali kepadanya namun Pak Badrun memerintah agar mereka sendiri yang mengambil tasnya di ruang BK secara langsung agar nantinya mereka kapok tidak akan bolos lagi.
            Setiap kali ada hari libur dan waktu luang biasanya kita menyempatkan diri untuk liburan dengan budget yang sedikit. Biasanya kita bersepeda dari sekolah menuju Jalan Malioboro. Memang tidak semua yang ikut dan hanya beberapa saja yang menyempatkan diri untuk ikut. Jika datang bulan Ramadhan, biasanya kelas kita mengadakan buka bersama di beberapa restoran di Yogyakarta seperti Bale Ayu, Lombok Idjo, dan Madam Tan. 

Gambar 1.1; Swafoto bersama di restoran Bale Ayu

Gambar 1.2; Swafoto bersama di restoran Lombok Idjo

            Terkadang apa yang sudah dipesan oleh Vivi, teman yang membuat acara, malah melebihi harga yang sudah ditentukan karena teman-teman yang lain ada yang memesan sesuatu tanpa sepengetahuan Vivi sehingga dia harus menanggung tambahan uang setelah teman-teman sudah pulang tetapi tetap akan diganti dihari kemudian. Sebaliknya, saat dia akan meminta ganti uang yang kemarin kepada teman-teman, ekspresi wajahnya berubah menjadi kesal dan marah. Kita bukannya takut kepadanya justru tertawa melihat ekspresi dan tingkah lakunya ketika dia kesal.

Gambar 1.3; Swafoto bersama di restoran Madam Tan
           
            Pada setiap hari Kamis Pahing, seluruh siswa diwajibkan untuk menggunakan sorjan bagi laki-laki dan kebaya bagi perempuan. Selain itu, setiap hari tersebut akan diadakan upacara dan hal tersebut hanya bersifat formalitas semata sehingga kita tetap mengikutinya. Setelah upacara selesai biasanya kita bercanda dan berfoto bersama di depan kelas. Sebaliknya, terdapat rasa bahagia karena sekolah kita termasuk sekolah yang masih bisa mencintai budaya Jawa.


Gambar 1.4; Swafoto bersama saat Kamis Pahing

            Lalu, disela-sela kehidupan yang bahagia pastinya terdapat perasaan sedih yang telah dilewati. Misalnya saja, ketika kejadian tersebut saya sendiri yang mengalaminya. Pada hari itu saya meminjam smartphone  Dhika, teman dari kelas sebelah. Saat itu, saya sedang memainkan smartphonenya lalu Bu Avy, guru Bahasa Indonesia menyuruh kita untuk mengerjakan tugas di selembar kertas dalam waktu 5 menit. Dengan waktu yang sesingkat itu, saya tidak punya waktu lagi untuk berpikir dan berniat untuk melihat pekerjaan teman. 
            Meskipun begitu, pada akhirnya saya tetap mengerjakan sendiri terlebih dahulu lalu jika tidak ada yang paham baru melihat punya teman dan karena sibuknya mencari jawaban, smartphone Dhika yang tadinya dipakai saya letakkan diatas meja. Namun, sekembalinya saya dari mencari jawaban lalu menyadari bahwa smartphonenya Dhika yang tadi saya letakkan dimeja hilang begitu saja seperti ada yang mengambilnya. Setelah itu, saya memohon kepada teman-teman sekelas untuk mengembalikan smartphone milik Dhika tetapi mereka tidak mengetahui apa-apa karena keadaan kelas saat itu sangat riuh. 
            Oleh sebab itu, saya dan Dhika beserta teman-teman yang juga terlibat saat meminjam smartphone miliknya berdiskusi tentang jalan keluar dari permasalahan ini. Setelah ditelusuri melalui kamera CCTV dan berkonsultasi dengan guru BK ternyata hasilnya tetap nihil. Oleh karena itu, saya dan teman-teman yang meminjam smartphone milik Dhika berinisiatif untuk iuran dengan uang kita sendiri. Uang yang semula saya butuhkan untuk membeli sesuatu dihari kemudian dipakai juga untuk teman dan untung saja ada teman yang masih bisa membantu.
            Setelah itu, cerita pada saat hari-hari terakhir berada di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya pada hari wisuda, saya dan teman-teman sekelas  berinisiatif untuk menggunakan baju yang sama agar kita terlihat kompak. Oleh karena itu, pada saat prosesi wisuda, kita merasa bahagia tetapi juga merasa sedih karena kita sudah pisah dan akan pergi ke SMA yang dituju. Kita berpelukan satu sama lain dan tidak lupa untuk melakukan swafoto. Hari tersebut merupakan hari yang tidak akan pernah aku lupakan.

            Gambar 1.5; Swafoto terakhir bersama pada hari wisuda

            Sebagai penutup, saya merasa sangat bahagia bisa menjadi bagian dari persahabatan teman-teman SMP. Dengan dipenuhi rasa sedih, lucu, dan bahagia membuat hidup saya penuh dengan warna. Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa kita jangan sampai melupakan teman-teman yang sudah memberi kita kebahagiaan didalam hidup kita.
Wassalamualaikum wr. wb.

Comments